Teori-Teori yang Mendasari Pengambilan Keputusan Dalam Menghadapi Dilema Etik Dan Moral DalamPelayanan Kebidanan.

Nama: Marissella br Situmorang

Nim: 022019011

Prodi: D3 Kebidanan


Definisi Dalam Pengambilan Keputusan

          Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan –pertanyaan mengenai “apa yang harus dilakukan “ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.


         Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu dapat diketahui dari kemampuan mengatasi masalah dan mengambil keputusan yang tepat keputusan yang tepat adalah keputusan yang berbobot dan dapat diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus  diditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.


         Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan adalah proses pembuatan keputusan dalam organisasi dapat didefenisikan sebagai proses mengidentifikasi serta menyeselesaikan masalah. Proses ini terdiri dari dua tahapn yaitu :


1.      Tahap identifikasi masalah


Pada tahap ini informasi mengenai kondisi lingkungan serta organisasi di monitor untuk menentukan apakah kinerja organisasi memuaskan atau tidak, pada tahap ini dilakukan juga dlakukan diagnosa penyebab terjadinya kekurangan pada organisasi, jika terjadi kemunduran kinerja.


2.      Tahap penyelesaian


Adalah tahap diman terjadi pertimbangan terhadap setiap alternatif keputusan, pada tahap ini satu alternatif keputusan, pada tahap ini satu alternatif akan dipilih sebagai alternatif yang akan dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah yang dialami organisasi.


         Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktik suatu profesi dan keberadaannya sangat penting karena akan menentukan tindakan selanjutnya.


 


 


 


Menurut George R. Terry, pengambilan keputusan adalah memilih alternatif yang ada. Ada 5 (lima) hal pokok dalam pengambilan keputusan:


1.      Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subyektif dan mudah terpengaruh.


2.      Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus


3.      Fakta, keputusan lebih riil,valid dan baik.


4.      Wewenang lebih bersifat rutinitas


5.      Rasional, keputusan bersifat obyektif, transparan, dan konsisten.


B.    Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).

Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :


1.      G. R. Terry


Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.


2.       Harold Koontz dan Cyril O’Donnel


Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif mengenai sesuatu cara bertindak—adalah inti dari perencanaan. Suatu rencana dapat dikatakan tidak ada, jika tidak ada keputusan suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.


3.      Theo Haiman


Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.


4.      Drs. H. Malayu S.P Hasibuan


Pengambilan keputusan adalah suatu proses penentuan keputusan yang terbaik dari


sejumlah alternative untuk melakukan aktifitas-aktifitas pada masa yang akan datang.


5.      Chester I. Barnard


Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.


Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif solusi untuk masalah. Secara umum pengambilan keputusan adalah upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memilih alternatif solusi yang ada .


A.    Teori Pengambilan Keputusan


1. Teori Rasional Komprehensif


Teori pengambilan keputusan yang paling dikenal dan mungkin pula yang banyak diterima oleh kalangan luas ialah teori rasional komprehensif. Unsur-unsur utama dari teori ini dapat dikemukakan sebagai berikut :


A.     Pembuat keputusan dihadapkan pada suatu masalah tertentu yang dapat dibedakan dari masalah-masalah lain atau setidaknya dinilai sebagai masalah-masalah yang dapat diperbandingkan satu sama lain.


B.     Tujuan-tujuan, nilai-nilai, atau sasaran yang mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan dapat ditetapkan rangkingnya sesuai dengan urutan kePentingannya


C.     Berbagai altenatif untuk memecahkan masalah tersebut diteliti secara saksama.


D.    Akibat-akibat (biaya dan manfaat) yang ditmbulkan oleh setiap altenatif Yang diPilih diteliti.


E.     Setiap alternatif dan masing-masing akibat yang menyertainya,

dapat diperbandingkan dengan alternatif-altenatif lainnya.


F.      Pembuat keputusan akan memilih alternatif’ dan akibat-akibatnya’ yang dapat memaksimasi tercapainya tujuan, nilai atau Sasaran yang telah digariskan.


Teori rasional komprehensif banyak mendapatkan kritik dan kritik yang paling tajam berasal dari seorang ahli Ekonomi dan Matematika Charles Lindblom (1965 , 1964′ 1959)’ Lindblom secara tegas menyatakan bahwa para pembuat keputusan itu sebenarya tidaklah berhadapan dengan masalah-masalah yang konkrit dan terumuskan dengan jelas.


2.Teori Inkremental


Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan (seperti daram teori rasional komprehensif) dan, pada saat yang sama, merupakan teori yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat-pejabat pemerintah dalam mengambil kepurusan sehari-hari.


Pokok-pokok teori inkremental ini dapat diuraikan sebagai berikut:


A.    Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai sesuatu hal yang saling terpisah.


B.  Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan kebijaksanaan yang ada sekarang.


C. Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang akan dievaluasi.


D. Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara terarur. Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan dan menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi.


E.  Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Batu uji bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan bahwa berbagai analisis pada akhirnya akan sepakat pada keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa keputusan itu adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.


 Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat perbaikan-perbaikan kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki ketidaksempunaan dari upaya-upaya konkrit dalam mengatasi masalahsosial yang ada sekarang daripada sebagai upaya untuk menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa yang akan datang.


3.Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning Theory)


Penganjur teori ini adalah ahli sosiologi organisasi Amitai Etzioni. Etzioni setuju terhadap kritik-kritik para teoritisi inkremental yang diarahkan pada teori rasional komprehensif, akan tetapi ia juga menunjukkan adanya beberapa kelemahan yang terdapat pada teori inkremental. Misalnya, keputusan-keputusan yang dibuat oleh pembuat keputusan penganut model inkremental akan lebih mewakili atau mencerminkan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang kuat dan mapan serta kelompok-kelompok yang mampu mengorganisasikan kepentingannya dalam masyarakat, sementara itu kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok yang lemah dan yang secara politis tidak mampu mengorganisasikan kepentingannya praktis akan terabaikan.


B.     Kriteria pengambilan Keputusan


Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman perilaku para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori, yaitu:


 


1.            Nilai-nilai Politik


Pembuat keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan yang dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya atau bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya.


2.            Nilai-nilai organisasi


Para pembuat kepurusan, khususnya birokrat (sipil atau militer), mungkin dalam mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat di dalamnya’ Organisasi, semisal badan-badan administrasi, menggunakan berbagai bentuk ganjaran dan sanksi dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya menerima, dan bertindak sejalan dengan nilai-nilai yang telah digariskan oleh organisasi.


3.            Nilai-nitai Pribadi


Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik atau kebutuhan finansial’ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga digunakan- oleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan.


4.            Nilai-nilai Kebijaksanaan


Dari perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh pertimbangan-penimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi.


5.            Nilai-nilai Ideologis


Ideologi pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang secara logis saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai dunia serta berfungsi sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang meyakininya.


 


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLIBATAN BIDAN DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN


1.      Pelayanan “one to one”: bidan dan client yang bersifat sangat pribadi dan bidan bisa memenuhi kebutuhan .


2.      Untuk meningkatkan sensitivitas terhadap client  maka bidan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan


Perawatan berfokus pada ibu ( woman centered care ) dan asuhan total ( total care).  Terdapat 3 keterlambatan yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu dan bayi  di indonesi yaitu :


1.      Terlambat mengenali tanda-tanda bahaya kehamilan sehingga terlambat untuk memulai pertolongan a


2.      Terlambat tiba di fasilitas pelayanan kesehatan.


3.      Terlambat mendapat pelayanan setelah tiba ditempat pelayanan


TINGKATAN KERJA PERTIMBANGAN MORAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN KETIKA MENGHADAPI DELIMA ETIK


1.      Tingkatan 1  keputusan dan tindakan : bidan merefleksikan pada pengalaman atau pengalaman rekan kerja


2.      Tingakatan 2  peraturan : berdasarkan kaidah kejujuran ( berkata benar ), privasi , kerahasiaan dan kesetiaan ( menepati janji). Bidan sanmgat familiar, tidak meninggalkan kode etik dan panduan praktik profesi.


3.       Tingkatan  3  ada 4 prinsip yang di gunakan dalam perawatan praktik kebidanan:


a.       Anatonomy,memperhatikan penguasaan diri ,hak kebebasan dan pilihan  individu.

b.      Beneticence, memperhatikan peningkatan kesejahtraan klien,selain itu berbuat terbaik untuk orang lain .

c.       Non Malaticence, tidak melakukan tindakan yang menimbulkan penderitaan ataupun kerugian pada orang lain .

d.      44Yustice ,memperhatikan keadilan, pemerataan beban dan keuntungan .

4.      Tingkatan  4 Teori pengambilan keputusan yaitu teori utilitarisme ,teori deontology,teori hedonisme,teori eudemonisme.

BENTUK-BENTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.      Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi ataupun pimpinan rencana dan masa depan , rencana bisnis dan lain-lain.

2.      Cara kerja : yang di pengaruhi pelayanan kebidanan di dunia klinik ,dan komunitas .

3.       Individu dan profesi : dilakukan oleh bidan yang di pengaruhi oleh standar praktik kebuidanan .

PENDEKATAN TRADISIONAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.         Mengenal dan mengidentifikasikan masalah.

2.         Menegaskan masalah dengan menunjukan hubungan antara masa lalu dan sekarang.

3.         Memperjelas hasil prioritas yang ingin di capai .

4.         Mempertimbangkan pilihan yang ada

5.         Mengevaluasi pilihan tersebut

6.         Memilih solusi dan menetapkan atau melaksanakannya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.      Faktor fisik, didasarkan pada rasa yang dialami oleh tubuh seperti rasa sakit, tidak nyaman dan kenikmatan

2.      Emosional, didasarkan pada perasaan dan sikap

3.      Rasional, didasarkan pada pengetahuan

4.      Praktik, didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakannya

5.      Interpersonal, didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada

6.      Struktural, di dasarkan pada lingkup sosial , ekonomi dan politik.

DASAR  PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1.      Ketidak sanggupan(bersifat segera)

2.      Keterpaksaan karena suatu krisis, yang menuntut suatu untuk segera dilakukan

KERANGKA PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ASUHAN KEBIDANAN MEMPERHATIKAN HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT:

1.      Bidan harus mempunyai responsibility dan accountability

2.      Bidan harus menghargai sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat

3.      Pusat perhatian pelayanan bidan adalah safety and wellbein mother.

4.       Bidan berusaha menyokong pemahaman ibu tentang kesejahteraan dan menyatakan pilihannya dalam pengalaman situasi yang aman .

SUMBER PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN ADALAH

1.      Knowledge

2.      Ajaran intrinsic

3.      Kemampuan berfikir kritis

4.      Kemampuan membuat keputusan klinis yang logis

PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS CIRI-CIRINYA

1.      Mempunyai pertimbangan yang benar atau slah

2.      Sering menyangkut pilihan yang sukar

3.      Tidak mungkin di elakkan

4.      Dipengaruhi oleh normal, situasi, iman, dan lingkungan sosial

TIPS PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM KEADAAN KRITIS

1.      Identifikasi dan tegaskan apa maslahnya, baik oleh diri sendiri atau dengan orang lain

2.      Tetapkan hasil apa yang diinginkan

3.      Uji  kesesuaian dari setiap solusi yang ada

4.      Pilih solusi yang lebih baik

5.      Laksanakan tindakan tanpa ada keterlambatan

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS

PENGERTIAN

Pengambilan keputusan klinis adalah keputusan yang diambil berdasarkan kebutuhan dan masalah yang dihadapi klien sehingga semua tindakan yang dilakukan bidan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi klien yang bersifat emergensi, antisifasi atau rutin.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS TERGANTUNG:

1.      Pengetahuan

2.      Latihan praktik

3.      Pengalaman

PENGAMBILAN KEPUTUSAN KLINIS YANG BENAR DAN TEPAT

1.      Menghindari pekerjaan atau tindakan rutin yang tidak sesuai dengan kebutuhan klien

2.      Meningkatkan efektifitas dan efesiensi pelayanan yan diberikan

3.      Membiasakan bidan berfikir dan bertindak sesuai standart

4.      Memberikan kepuasan pelanggan

ADA DUA HAL DALAM KASUS EMERGENSI DALAM MENGHADAPI SITUASI PANIK

1.      Mempertimbangkan suatu solusi berdasarkan pengalaman di masa lampau

2.      Meninjau simpanan pengetahuan yang relevan dengan keadaan tersebut

MENGHADAPI MASLAH ETIK

MASALAH ETIK MORAL YANG MUNGKIN TERJADI DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

Pengertian masalah

Masalah adalah suatu kendala atau masalah yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan suatu yang diharapkan dengan baik agar tercapai tujuan dengan hasil yang maksimal.

Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai dalam suatu tindakan. Sedangkan moral adalah mengenai apa yang dianggap baik atau buaruk dimasyarakat dalam kurun waktu tertentu.

Langkah-langkah penyelesaian masalah

a.       Melakukan penyelidikan yang memadai

b.      Menggunakan sarana ilmiah dan keterangan para ahli

c.       Memperluas pandangan tentang situasi

d.      Kepekaan terhadap pekerjaan

e.       Kepekaan terhadap kebutuhan orang lain

Masalah etik moral yang mungkin terjadi dalam praktik kebidanan

Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan karena :

  Bertanggung jawab terhadap keputusan yang dibuat

  Bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil

a.       Untuk dapat menjalankan praktik kebidanan dengan baik dibutuhkan :

  Pengetahauan klinik yang baik

  Pengetahuan dan up to date

  Memahami issu etik dalam pelayanan kebidanan

b.      Harapan bidan dimasa depan

  Bidan dikatakan profesional apabila menerapkan etika dalam menjalankan praktik kebidanan

  Dengan memahami peran bidan yang merupakan tanggung jawab profesionalisme terhadap pasiaen atau klien akan meningkat

  Bidan berada pada posisi baik aktik kebidanan

Cara menghadapi masalah etik

Bidan harus bersiap siap melakukan tindakan yang benar dan memiliki kode etik agar terhindar dari permasalahan etik dalam melaksanakan praktik pelayanan kebidanan adalah:

1.      Informed choice

2.      Informed consent

Ada pun pengertian dari

  a. Informed choice

  b. Informed consent

A. Pengertian Informed choice

Pengertian Informed Choice  adalah  Pilihan yang didasari dengan pengetahuan yang cukup setelah mendapat informasi yang lengkap . Informed choice adalah membuat pilihan setelah menjelaskan pendapat setelah mendapatkan penjelasan tentang alternative asuhan yang akan dialaminya. Informasi dalam konteks ini : informasi yang lengkap sudah diberikan dan dipahami ibu, tentang pemahaman risiko, manfaat, keuntungan, kemungkinan hasil dari tiap pilihannya.

B. Pengertian Informed consent

   Pengertian Informed Consent adalah persetujuan yang diberikan oleh klien atau keluarganya atas dasar informasi dan penjelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap klien tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERUNDANG-UNDANGAN YANG MELANDASI TUGAS, PRAKTIK DAN FUNGSI BIDAN

DETEKSI DINI KELAINAN LETAK/MALPRESENTASI PADA MASA KEHAMILAN ATERM