PENGERTIAN KLIEN
            Klien atau pelanggan ( customer ) adalah orang yang akan mendefinisikan hasil dari proses yang diberikan ( puas/tidak puas ) .
Menurut Vincent, pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau perusahaan kita untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu dan karena itu akan memberi pengaruh pada kinerja staff atau perusahaan.
           Pelanggan dalam pelayanan kebidanan adalah orang yang langsung menerima jasa pelayanan yang diberikan dan menikmati pelayanan atau asuhan yang diberikan.
            Vincent dalam bukunya Total Quality Management, memberi beberapa definisi tentang pelanggan atau klien yaitu pelanggan adalah orang yang tidak bergantung pada kita, tetapi kita bergantung kepadanya, pelanggan adalah orang yang membawa kita kepada keinginannya dan pelanggan adalah orang teramat penting yang harus dipuaskan.

             ORANG-ORANG YANG DISEBUT KLIEN DALAM ASUHAN KEBIDANAN
            Orang-orang yang disebut pelanggan atau klien dalam pelayanan kebidanan adalah :
1.      Bayi baru lahir
2.      Balita
3.      Remaja putri
4.      WUS ( Wanita Usia Subur )
5.      PUS ( Pasangan Usia Subur )
6.      Pasutri ( pasangan suami istri )

                            TIPE-TIPE PELANGGAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
            Pelanggan dalam pelayanan kebidanan dibedakan atas 3 tipe yaitu :
1.      Pelanggan yang menerima asuhan: bayi, balita, remaja putri, ibu.
2.      Pelanggan pengguna pelayanan kebidanan.
Secara sederhana pelanggan dalam pelayanan kebidanan dapat dikelompokkan menjadi dua:
a.       Pelanggan eksternal ( bayi, balita, remaja, ibu, yang membayar asuhan yang diberikan).
b.      Pelanggan internal ( bidan, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya, serta tenaga yang terlibat dalam pemberian asuhan atau pelayanan secara langsung).
3.      Pelanggan yang membayar pelayanan kebidanan atas nama klien:
a.       Instansi kesehatan berwenang ( jamsostek/askes).
b.      Praktisi umum.

                                           LINGKUP/BIDANG KONSELING KEBIDANAN
            1. Konseling pada anak-anak
Seorang anak membutuhkan bimbingan dan dukungan moral dan fisik dari keluarga yang juga akan mengatur cara pandang mereka. Karenanya hubungan anak dengan anak lainnya didasarkan pada keyakinan, presfektif, aturan dan nilai keluarga.memahami kebutuhan anak, sangat diperlukan dalam membantu menyikap perilaku emosional mereka. Anak-anak perlu merasa dihargai dan bangga terhadap diri sendiri. Jadi peran kita sebagi bidan terhadap konseling anak-anak adalah memahami bagaimana pola pikir mereka yang belum terlalu luas dan mengajari mereka tentang hal-hal kecil yang mana yang baik dan mana yang tidak baik. Karena diusia anak-anak terkadang mereka cepat menangkap apa yang didengar oleh mereka. 
            2. Konseling pada remaja
Remaja merupakan aset bangsa yang sangat menentukan bagaimana kualitas bangsa dimasa mendatang baik kualitas kepribadian, kesehatan, maupun pendidikannya. Saat ini masalah pendidikan dan kesehatan remaja menjadi topik pembicaraan diberbagai kalangan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan dan anggota masyarakat, bertanggungjawab terhadap permasalaha yang diadapi remaja. Untuk itu, peranan bidan sebagai konselor akan sangat membantu dalam penangan masalah remaja. Menjadi tugas bidan untuk memberikan bimbingan dan konseling sehingga dapat membantu meningkatkan derajat reproduksi remaja.
            Topik konseling remaja yang dapat diberikan bidan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1.      Remaja dan kesehatan reproduksi remaja
2.      Seksualitas
3.      Pengenalan organ reproduksi laki-laki dan perempuan
4.      Proses terjadinya kehamilan, kehamilan yang tidak dikehendaki, dan aborsi yang tidak aman.
5.      IMS dan HIV/AIDS
6.      Isu gender
7.      Narkoba dan zat adiktif
8.      Hubungan dengan pasangan sebelum dan sesudah menikah
9.      Kekerasan pada remaja  
Bidan sebagi konselor melaksanakan konseling terhadap remaja yang bermasalah juga kepada keluarga sebagai orang tua, bertujuan antara lain:
1.      Mencegah upaya abortus provokatus
2.      Mendorong ibu ( remaja yang hamil ) untuk mencari pelayanan kesehatan
3.      Mempersiapkan kelahiran bayi secara normal
4.      Mempersiapkan ibu dan keluarga agar menerima kelahiran bayi
5.      Pada orang tua remaja, mendorong untuk diresmikannya pernikahan putra putrinya

3. Konseling pada ibu atau calon orangtuaAktivitas konseling calon orangtua/menjad orangtua membantu pemahan diri untuk menjadi orangtua baik sebagai ayah maupun sebagai ibu. Ketika masuk masa transisi terjadi suatu gejolak yang dialami oleh individu walaupun sifatnya hanya sementara. Pada saat itu, individu merasakan adanya masalah yang harus dihadapi yang merupakan upaya adaptasi pada situasi yang alami.Salah satu peran bidan ketika menghadapi klien adalah melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling kebidanan. Untuk memperjelas arah pembelajaran konseling kebidanan pada orangtua, perlu ada pemahaman terlebih dahulu tentang bagaimana menjadi orangtua, tanggungjawab suami sebagi kepala keluarga dan sebagai ayah dan tanggungjawab perempuan sebagi ibu dalam keluarga.
                        Masalah yang sering dihadapi keluarga antara lain :
1.      Kesehatan anggota keluarga, meliputi kondisi kesehatan ayah/suami,ibu/istri dan anak.
2.      Pendidikan, meliputi pendidikan formal dan non formal bagi anggota keluarga. Latar belakang pendidikan ayah dan ibu sangat berpengaruh terhadap pola pikir keluarga dalam menentukan pendidikan pada anaknya.
3.      Hubungan antara dan inter keluarga, sangat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga terutama hubungan ibu dan ayah yang biasanya menjadi model bagi anak-anaknya. Hubungan ini menjadi pola perilaku anak dimasyarakat dan diluar keluarga. Hungan keluarga menjadi kurang harmonis karena ketidak samaan pandangan.
4.      Psikososial, masalah psikososial biasanya terjadi akibat terciptanya adaptasi dimasyarakat, terutama terhadap norma dan tata nilai yang berlaku dalam masyakat.
Bidan dapat memberi layanan konseling kebidanan pada calon pengantin, maupun pasangan baru yang akan masuk dalam kehidupan keluarga.      

4                            4. Konseling masa antenatal atau konseling pada ibu hamil
Konseling pada masa antenatal terutama ditujukan pada ibu dengan kehamilan pertama, dalam hal ini bidan perlu menginformasikan beberapa hal:
Perubahan pada trisemester pertama:
1.      Perubahan pada fisik pada ibu hamil :
a.       Mual yang dapat disertai muntah
b.      Enggan makan dan mengidam
c.       Perubahan payudara
d.      Keletihan dan rasa mengantuk
e.       Sering berkemih
f.       Rasa perut panas, gangguan pencernaan, kembung.
2.      Perubahan psikologis pada ibu hamil
a.       Merasa tidak nyaman
b.      Muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan
c.       Perasaan tidak menentu yang tidak diketahui penyebabnya
Perubahan pada trisemester kedua:
1.      Perubahan fisik
a.       Ibu masih merasa letih
b.      Frekuensi sering berkemih mulai berkurang
c.       Berkurangnya mual dan muntah
d.      Kadang-kadang sembelit
e.       Nafsu makan bertambah dll
2.      Perubahan psikologis
a.       Ibu sudah merasa sehat
b.      Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c.       Merasakan pergerakkan janin
d.      Merasa terlepas dari ketidak nyamanan dan kekhawtiran
Perubahan pada trisemester ketiga:
1.      Perubahan fisik
a.       Sesak nafas
b.      Nyeri punggung
c.       Nyeri tekan payudara
d.      Sering berkemih
e.       Konstitasi dll
2.      Perubahan psikologis
a.       Rasa tidak nyaman timbul lagi, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik
b.      Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan
c.       Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya
d.      Merasa kehilangan perhatian
Bidan sebagi konselor dalam konseling pada ibu hamil harus memperhatikan umur kehamilan dan keadaan ibu pada saat itu. Pada tahap awal konseling, selalu diadakan hubungan yang mengenakan seperti pelaksanaan konseling pada umumnya.

5.      Konseling pada ibu bersalin ( melahirkan )
Konseling pada ibu melahirkan/pemberian bantuan pada ibu yang melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses melahirkan. Tujuan aktivitas ini untuk kesejahteraan ibu dan proses kelahiran dapat berjalan dengan semestinya.
Keberhasilan proses persalinan sampai terjadi kelahiran bayi ditentukan oleh empat faktor yang mencakup : (1). Psikis, adalah keberadaan mental dan emosional ibu. (2). Power, merupakan kekuatan otot-otot uterus dan otot abdomen. (3). Passegeway, terdiri atas vagina, introitus vagina, dan tulang panggung. (4). Passenger, merupakan hasil konsepsi, janin, plasenta, dan cairan amnion yang memberi pengaruh terhadap persalinan.
Konseling pada ibu bersalin dapat dibagi menjadi beberapa tahap yaitu tahap 1, tahap 2, tahap 3, tahap 4.

6.      Konseling pada ibu nifas
Bantuan konseling pada ibu nifas, meliputi : adaptasi pada masa nifas, teknik menyusui dan perawatan payudara atau manajemen laktasi. Pemahaman klien terhadap keadaan pada dirinyaperlu memperoleh batuan, adanya perasaan nyerisetelah bersalin, engorgement, proses involusi, proses lokhea, laktasi. Pelaksanaan asuhan kebidanan dengan rawat gabung (rooming in) yang artinya pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayainya. Dalam keadaan tersebut, ibu diajak untuk mulai memperhatikan bayinya dan mulai melakukan kedekatan antara ibu dan bayinya.dalam proses konseling, bidan sebagai konselor harus mampu mendengarkan klien dan melaksanakan bimbingan dan pelatihan kepada ibu dalam rangka memandirikan ibu dalam rangka merawat dan memenuhi kebutuhan bayinya.bidan memeriksa keadaan pundus uteri dengan penuh kelembutan perabaan serta melakukan komunikasi dengan klien dan menerima segala keluhan klien. Bidan membimbing klien dalam melaksanakan proses penyesuaian yang baik pada proses rawat gabung. Bidan mencontohkan cara memengang bayi dengan kasih sayang penuh.
7.      Konseling keluarga berencana
konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan kb. Dengan melakukan konseling, berarti petugas membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan pilihan. Disamping itu dapat membuat klien merasa lebih puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan kontrasepsi yang lebih lama dan meningkatkan keberhasilan kb. Konseling juga dapat mempengaruhi intraksi antara petugas dan klien dengan cara meningkatkan kebutuhan dan kepercayaan yang sudah ada. Namun sering kali konseling diabaikan dan tidak dilaksanakan dengan baik, karna petugas tidak memepunyai waktu dan mereka tidak mengetahui bahwa dengan koseling klien akan lebih mudah mengetahui nasihat. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek pelayanan kb  dan bukan hanya informasi yang dibicarakan dan diberikan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian pelayanan. Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus diterapkan dan dibicarakan secara intrakstif sepanjang kunjungan klien dengan cara yang sesuai dengan kebudayaan yang ada. Pelayanan kb mencangkup pelayanan alat kontrasepsi, penanggulangan efek samping, dan komplikasi alat kontra sepsi. Pada pelayanan tersebut terjadi keterlibatan secara utuh, baik dari tenaga pelayanan maupun klien yang menjadi sasaran. Pendekatan pelayanan yang digunakan adalah pendekatan secara medik, dan konseling.
Informasi awal pada saat konseling kb adalah manfaat kb terhadap kesehatan dan kesejahteraan keluarga, jenis metode dan alat kontrasepsi, efek samping dan cara penanggulangannya, komplikasi dab cara penanggulangannya.

1.      Hal-hal yang dibutuhkan utntuk melakukan konseling KB yang baik terutama bagi calon klien KB baru:
a.       Perlakukan klien yang baik
b.      Intraksi antara petugas dan klien
c.       Memberikan informasi yang baik terhadap klien
d.      Hindarin pemberian informasi yang berlebihan
e.       Tersedianya metode yang diingankan klien
f.       Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
2.      Langkah langkah konseling KB (SATU TUJU)
Kata kunci SATU TUJU adalah:
SA: Berikan salam kepada klien secara terbuka dan sopan.
T: Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya
U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan      reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi.
TU: Bantulah klien menentukan pilihannya
J: Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya.
U: Perlunya dilakukan kunjungan ulang
8.      Konseling genetik
Konseling genetik pada hakikatnya akan menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kelainan pada suatu keluarga, serta memberikan gambaran dan dapat memperkirakan terulangnya suatu kelainan didalam keluarga yang sama.
Fungsi konseling genetik:
1.      Funsi preventif tingkat I, iyalah memberikan informasi tentang berbagai faktor genetik yang mungkin ada.
2.      Fungsi preventif tingkat II, ialah mengadakan deteksi pasangan calon suami istri yang berkaitan dengan masalah genetik, baik dalam masa pra konsepsi maupun pra kelahiran.
3.      Fungsi preventif tingkat III, memberikan informasi tentang langka-langka dalam pengambilan keputusan orang tua yang memiliki anak dengan kelainan.
Cara pelaksanaan konseling genetik:
a.       Mengdakan anamnesis untuk mengali masalah yang berkaitan dengan keturunan dan menyusun pedegre (genogram).
b.      Mengajak pasangan untuk memahami kemungkinan terjadinya kelainan genetik atau kelainan herediter.
c.       Mencari jalan keluar bersama klien dengan pasangannya dan memberikan alternatif jalan keluar.
d.      Mendorong klien dan pasangannya untuk mengambil keputusan secara cepat.
e.       Mambantu klien untuk melaksanakan jalan keluar yang sudah dipilih.

9.      Konseling menopause
Wanita yang mengalami monopous dini memiliki gejala yang sama dengan monopous pada umumnya seperti hot flashes (perasaan hangat diseluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala), gangguan emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunnya keingina berhubungan seksual.
Gejala meno dan primenopouse
1.      Gejala jangka pendek : vaso motorik: hot flashes, gangguan tidur, palpitasi, sakit kepala.
Perubahan psikis/gejala psikologis
Kejadian defenisi ini juga dijumpai pada laki-laki. Stres sosial juga dapat mempengaruhi persaan sejahtera seorang wanita disekitar masa menopouse dan mungkin berhubungan dengan kejadian-kejadian:
a.       Kematian atau sakitnya orang tua.
b.      Perpisahan atau ketidak harmonisan perkawinan.
c.       Kurangnya kepuasan pada pekerjaan
d.      Penambahan berat badan dan kegemukan.
2.      Gejalah menegah, berubah: pemenurunnya keingina berhubungan seksual, kekeringan pada vagina, urogenital, ovarium, uterus, servik, vulva, organ lain: rambut, kulit, mulut dan hidung, mata otot dan sendi, saluran pernapasan payudara.
3.      Gejala jangkaa panjang: osteoporosis, penyakit cardiovascular

10.  Konseling tentang kekerasan
Perbedaan gender merupakan faktor pemicu terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan (KTP) adalah setiap tindakan yang berakibat kesensaraan atau penderitaan pada perempuan baik secara fisik, seksual, atau psikologis, termasuk pemaksaan atau perampasan secara sewenang-wenang baik yang terjadi didepan umum atau dalam lingkungan kehidupan pribadi. Seringkali kekerasan terhadap perempuan terjadi karena adanya ketimpangan atau ketidak adilan gender.
Hak istimewah yang dimiliki laki-laki ini seolah-olah menjadikan perempuan sebagai barang milik laki-laki yang berhak untuk diperlakukan semena-mena, termasuk dengan cara kekerasan, perempuan pun berhak memperoleh perlindungan hak asasi manusia.
Kekerasan perempuan dapat terjadi dalam bentuk kekerasan fisik, noon fisik, serta psikologis atau jiwa. Kekerasan fisik adalah tindakan yang bertujuan untuk melukai, menyiksa, menganiaya orang lain. Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh pelaku atau dengan benda lain.
Kekerasan nonfisik adalah tindakan yang bertujuan merendahkan citra atau kepercayaan diri seseorang perempuan, baik melalui kata-kata maupun melalui perbuatan yang tidak disukai oleh korbannya.
Tindakan kekerasan terhadap perempuan semakin hari semakin meningkat, untuk itu bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan yang paling sering bersinggungan dengan perempuan perlu memeberikan informasi, bimbingan, maupun konseling tentang kekerasan. Konseling yang harus diberikan tentang kekerasan terhdap perempuan adalah hal-hal seperti pelecehan seksual, kekerasan dalam pacaran, kekerasan dalam rumah tangga serta bagaimana upayah mengatasi upayah kekerasan tersebut


STRATEGI MEMBANTU KLIEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
            Melakukan strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan:
            Setiap keputusan yang bersifat kompleks, terdapat banyak faktor dan persasaan
            Tercakup didalamnya.
1.      Ada 4 strategi yang dapat membantu klien membuat keputusan:
a.       Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya
b.      Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan
c.       Membantu klien mengevaluasi pilihan
d.      Membantu klien menyusun rencana kerja
2.      3 K dalam pembuatan keputusan yang baik
a.       Langkah pertama
Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien
b.      Langkah kedua
Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan
c.       Langkah ketiga
Untuk setiap pilihan buatlah daftar konsekuensinya baik yang positif maupun yang negatifnya
3.      Tahapan ini merupakan inti dari proses konseling
a.       Konselor membantu klien memahami permasalahnnya
b.      Konselor membantu memberikan alternatif pemecahan masalah
c.       Konselor membantu klien memilih alternatif pemecahan masalah dengan segala konsekuensinya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.      Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami tubuh,seperti: rasa sakit, tidak nyaman, atau nikmat. Ada kecenderungan menghadirkan tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang; atau sebaliknya memilih tingkahlaku yang meberikan kesenangan.
2.      Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada situasi secara subjektif.
3.      Rasional
Didasarkan pada pengetahuan. Orang-orang mendapatkan informasi, memahmi situasi dan berbagai konsekuensinya.
4.      Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakannya. Seorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuan dalam bertindak.
5.      Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan-jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6.      Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik, lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

 TIPE-TIPE/JENIS-JENIS PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1.      Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidak sanggupan atau merasa tidak sanggup
2.      Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya; langsung diputuskan, karena keputusan tersebut diraakan paling tepat.
3.      Pengambilan keputusan yang terpaksa,karna segera dilaksanakan.
4.      Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilakukan dalam situasi marah dan tergesa-gesa.
5.      Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang bertanggungjawab.
6.      Pengambilan keputusan secara berhati-hati: dipikirkan baik-baik, mempertimbangkan berbagai pilihan.
Tegaskan bahwa bidan bertujuan membantu klien dengan berhati-hati, bijaksana,serta mengambil keputusan yang didasarkan pada pengetahuan, fakta dan juga mempertimbangkan semua pilihan.

PEMBERIAN INFORMASI EFEKTIF DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
Pemberian informasi dilakukan setelah mendengarkan dengan aktif masalah klien dan pertanyaan klien tentang informasi. Konseling bukan proses pemberian informasi, tetapi dalam proses konseling mengandung unsur-unsur pemberian informasi konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan klien dan informasi yang diberikan sesuai kondisi dan kebutuhan klien.
Pemberian informasi efektif, bila :
1.      Informasi yang diberikan spesifik, dapat membantu klien dalam mebuat keputusan
2.      Informasi disesuaikan dengan situasi klien, dan mudah dimengerti
3.      Diberikan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a.       Singkat, dan tepat ( pilih hal-hal penting yang perlu diingat klien )
b.      Menggunakan bahasa sederhana
c.       Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskan
d.      Memberikan kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal penting yang perlu diingat .

 UPAYA MENGATASI KESULITAN PADA KLIEN
Tiap individu harus paham akan dirinya. Dengan pemahaman terhadap diri maka kita akan bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi saat komunikasi yang berasal dari komunikator atau bidan sendiri. Adapun untuk memperlancar komunikasi/konseling persiapan materi, bahan, alat yang bisa mempermudah penerimaan klien terhadap apa yang akan kita sampaikan perlu dipersiapkan sebelumnya. Sebagai seorang bidan kita harus menguasai ilmu komunikasi sehingga dapat melakukan konseling dengan baik pada semua klien dengan bermacam karakter dan keterbatasan mereka.

Beberapa pakar mengemukakan bahwa kearifan merupakan dasar kepribadian konselor efektif. Kearifan merupakan konsep lama dan lintas kultural, sebagai suatu perangkat ciri-ciri kongnitif dan afektif tertentu yang secara langsung pada keterampilan dan pemahaman hidup. Karakteristik kearifan meliputi : aspek efektif dan kesadaran yang meliputi empati, kepeduliaan, pengenalan rasa, deotomatisasi ( menolak kecenderungan kebiasaan, perilaku dan pola berfikir otomatik, menekankan kesadaran tindakan dan pilihan yang bertanggungjawab), aspek kongnitif meliputi penalaran dialetik ( mengenal konteks, situasi, berorientasi pada perubahan yang bermanfaat ) dll.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERUNDANG-UNDANGAN YANG MELANDASI TUGAS, PRAKTIK DAN FUNGSI BIDAN

Teori-Teori yang Mendasari Pengambilan Keputusan Dalam Menghadapi Dilema Etik Dan Moral DalamPelayanan Kebidanan.

DETEKSI DINI KELAINAN LETAK/MALPRESENTASI PADA MASA KEHAMILAN ATERM