PENGERTIAN KLIEN
Klien
atau pelanggan ( customer ) adalah orang yang akan mendefinisikan hasil dari
proses yang diberikan ( puas/tidak puas ) .
Menurut Vincent, pelanggan adalah semua
orang yang menuntut kita atau perusahaan kita untuk memenuhi suatu standar
kualitas tertentu dan karena itu akan memberi pengaruh pada kinerja staff atau
perusahaan.
Pelanggan dalam pelayanan kebidanan adalah
orang yang langsung menerima jasa pelayanan yang diberikan dan menikmati
pelayanan atau asuhan yang diberikan.
Vincent
dalam bukunya Total Quality Management, memberi beberapa definisi tentang
pelanggan atau klien yaitu pelanggan adalah orang yang tidak bergantung pada
kita, tetapi kita bergantung kepadanya, pelanggan adalah orang yang membawa
kita kepada keinginannya dan pelanggan adalah orang teramat penting yang harus
dipuaskan.
ORANG-ORANG YANG DISEBUT KLIEN DALAM
ASUHAN KEBIDANAN
Orang-orang
yang disebut pelanggan atau klien dalam pelayanan kebidanan adalah :
1. Bayi baru lahir
2. Balita
3. Remaja putri
4. WUS ( Wanita Usia Subur )
5. PUS ( Pasangan Usia Subur )
6. Pasutri ( pasangan suami istri )
TIPE-TIPE PELANGGAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN
Pelanggan
dalam pelayanan kebidanan dibedakan atas 3 tipe yaitu :
1. Pelanggan yang menerima asuhan: bayi, balita, remaja putri, ibu.
2. Pelanggan pengguna pelayanan kebidanan.
Secara sederhana pelanggan dalam pelayanan
kebidanan dapat dikelompokkan menjadi dua:
a. Pelanggan eksternal ( bayi, balita, remaja, ibu, yang membayar asuhan yang
diberikan).
b. Pelanggan internal ( bidan, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya, serta
tenaga yang terlibat dalam pemberian asuhan atau pelayanan secara langsung).
3. Pelanggan yang membayar pelayanan kebidanan atas nama klien:
a.
Instansi kesehatan berwenang (
jamsostek/askes).
b.
Praktisi umum.
LINGKUP/BIDANG KONSELING KEBIDANAN
1. Konseling pada anak-anak
Seorang anak membutuhkan bimbingan dan
dukungan moral dan fisik dari keluarga yang juga akan mengatur cara pandang
mereka. Karenanya hubungan anak dengan anak lainnya didasarkan pada keyakinan,
presfektif, aturan dan nilai keluarga.memahami kebutuhan anak, sangat
diperlukan dalam membantu menyikap perilaku emosional mereka. Anak-anak perlu
merasa dihargai dan bangga terhadap diri sendiri. Jadi peran kita sebagi bidan terhadap
konseling anak-anak adalah memahami bagaimana pola pikir mereka yang belum
terlalu luas dan mengajari mereka tentang hal-hal kecil yang mana yang baik dan
mana yang tidak baik. Karena diusia anak-anak terkadang mereka cepat menangkap
apa yang didengar oleh mereka.
2. Konseling pada remaja
Remaja merupakan aset bangsa yang sangat
menentukan bagaimana kualitas bangsa dimasa mendatang baik kualitas
kepribadian, kesehatan, maupun pendidikannya. Saat ini masalah pendidikan dan
kesehatan remaja menjadi topik pembicaraan diberbagai kalangan.
Bidan sebagai tenaga kesehatan dan anggota
masyarakat, bertanggungjawab terhadap permasalaha yang diadapi remaja. Untuk
itu, peranan bidan sebagai konselor akan sangat membantu dalam penangan masalah
remaja. Menjadi tugas bidan untuk memberikan bimbingan dan konseling sehingga
dapat membantu meningkatkan derajat reproduksi remaja.
Topik
konseling remaja yang dapat diberikan bidan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Remaja dan kesehatan reproduksi remaja
2. Seksualitas
3. Pengenalan organ reproduksi laki-laki dan perempuan
4. Proses terjadinya kehamilan, kehamilan yang tidak dikehendaki, dan aborsi
yang tidak aman.
5. IMS dan HIV/AIDS
6. Isu gender
7. Narkoba dan zat adiktif
8. Hubungan dengan pasangan sebelum dan sesudah menikah
9. Kekerasan pada remaja
Bidan sebagi konselor melaksanakan konseling terhadap remaja yang
bermasalah juga kepada keluarga sebagai orang tua, bertujuan antara lain:
1. Mencegah upaya abortus provokatus
2. Mendorong ibu ( remaja yang hamil ) untuk mencari pelayanan kesehatan
3. Mempersiapkan kelahiran bayi secara normal
4. Mempersiapkan ibu dan keluarga agar menerima kelahiran bayi
5. Pada orang tua remaja, mendorong untuk diresmikannya pernikahan putra
putrinya
3. Konseling pada ibu atau calon
orangtuaAktivitas konseling calon orangtua/menjad orangtua membantu pemahan diri
untuk menjadi orangtua baik sebagai ayah maupun sebagai ibu. Ketika masuk masa
transisi terjadi suatu gejolak yang dialami oleh individu walaupun sifatnya
hanya sementara. Pada saat itu, individu merasakan adanya masalah yang harus
dihadapi yang merupakan upaya adaptasi pada situasi yang alami.Salah satu peran bidan ketika menghadapi klien adalah melaksanakan kegiatan
bimbingan dan konseling kebidanan. Untuk memperjelas arah pembelajaran
konseling kebidanan pada orangtua, perlu ada pemahaman terlebih dahulu tentang
bagaimana menjadi orangtua, tanggungjawab suami sebagi kepala keluarga dan
sebagai ayah dan tanggungjawab perempuan sebagi ibu dalam keluarga.
Masalah
yang sering dihadapi keluarga antara lain :
1. Kesehatan anggota keluarga, meliputi kondisi kesehatan ayah/suami,ibu/istri
dan anak.
2. Pendidikan, meliputi pendidikan formal dan non formal bagi anggota
keluarga. Latar belakang pendidikan ayah dan ibu sangat berpengaruh terhadap
pola pikir keluarga dalam menentukan pendidikan pada anaknya.
3. Hubungan antara dan inter keluarga, sangat berpengaruh terhadap kehidupan
keluarga terutama hubungan ibu dan ayah yang biasanya menjadi model bagi
anak-anaknya. Hubungan ini menjadi pola perilaku anak dimasyarakat dan diluar
keluarga. Hungan keluarga menjadi kurang harmonis karena ketidak samaan
pandangan.
4. Psikososial, masalah psikososial biasanya terjadi akibat terciptanya
adaptasi dimasyarakat, terutama terhadap norma dan tata nilai yang berlaku
dalam masyakat.
Bidan dapat memberi layanan konseling
kebidanan pada calon pengantin, maupun pasangan baru yang akan masuk dalam
kehidupan keluarga.
4 4. Konseling masa antenatal atau konseling pada ibu hamil
Konseling pada masa antenatal terutama
ditujukan pada ibu dengan kehamilan pertama, dalam hal ini bidan perlu
menginformasikan beberapa hal:
Perubahan pada trisemester pertama:
1. Perubahan pada fisik pada ibu hamil :
a. Mual yang dapat disertai muntah
b. Enggan makan dan mengidam
c. Perubahan payudara
d. Keletihan dan rasa mengantuk
e. Sering berkemih
f. Rasa perut panas, gangguan pencernaan, kembung.
2. Perubahan psikologis pada ibu hamil
a. Merasa tidak nyaman
b. Muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan
c. Perasaan tidak menentu yang tidak diketahui penyebabnya
Perubahan pada trisemester kedua:
1. Perubahan fisik
a. Ibu masih merasa letih
b. Frekuensi sering berkemih mulai berkurang
c. Berkurangnya mual dan muntah
d. Kadang-kadang sembelit
e. Nafsu makan bertambah dll
2. Perubahan psikologis
a. Ibu sudah merasa sehat
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan pergerakkan janin
d. Merasa terlepas dari ketidak nyamanan dan kekhawtiran
Perubahan pada trisemester ketiga:
1. Perubahan fisik
a. Sesak nafas
b. Nyeri punggung
c. Nyeri tekan payudara
d. Sering berkemih
e. Konstitasi dll
2. Perubahan psikologis
a. Rasa tidak nyaman timbul lagi, merasa dirinya jelek, aneh dan tidak menarik
b. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan
c. Merasa sedih karena akan terpisah dengan bayinya
d. Merasa kehilangan perhatian
Bidan sebagi konselor dalam konseling pada
ibu hamil harus memperhatikan umur kehamilan dan keadaan ibu pada saat itu.
Pada tahap awal konseling, selalu diadakan hubungan yang mengenakan seperti
pelaksanaan konseling pada umumnya.
5.
Konseling pada ibu bersalin ( melahirkan )
Konseling pada ibu melahirkan/pemberian
bantuan pada ibu yang melahirkan dengan kegiatan bimbingan proses melahirkan.
Tujuan aktivitas ini untuk kesejahteraan ibu dan proses kelahiran dapat
berjalan dengan semestinya.
Keberhasilan proses persalinan sampai
terjadi kelahiran bayi ditentukan oleh empat faktor yang mencakup : (1).
Psikis, adalah keberadaan mental dan emosional ibu. (2). Power, merupakan
kekuatan otot-otot uterus dan otot abdomen. (3). Passegeway, terdiri atas
vagina, introitus vagina, dan tulang panggung. (4). Passenger, merupakan hasil
konsepsi, janin, plasenta, dan cairan amnion yang memberi pengaruh terhadap
persalinan.
Konseling pada ibu bersalin dapat dibagi
menjadi beberapa tahap yaitu tahap 1, tahap 2, tahap 3, tahap 4.
6.
Konseling pada ibu nifas
Bantuan konseling pada ibu nifas, meliputi
: adaptasi pada masa nifas, teknik menyusui dan perawatan payudara atau
manajemen laktasi. Pemahaman klien terhadap keadaan pada dirinyaperlu
memperoleh batuan, adanya perasaan nyerisetelah bersalin, engorgement, proses
involusi, proses lokhea, laktasi. Pelaksanaan asuhan kebidanan dengan rawat
gabung (rooming in) yang artinya pelaksanaan rawat gabung ibu dan bayainya.
Dalam keadaan tersebut, ibu diajak untuk mulai memperhatikan bayinya dan mulai
melakukan kedekatan antara ibu dan bayinya.dalam proses konseling, bidan
sebagai konselor harus mampu mendengarkan klien dan melaksanakan bimbingan dan
pelatihan kepada ibu dalam rangka memandirikan ibu dalam rangka merawat dan
memenuhi kebutuhan bayinya.bidan memeriksa keadaan pundus uteri dengan penuh
kelembutan perabaan serta melakukan komunikasi dengan klien dan menerima segala
keluhan klien. Bidan membimbing klien dalam melaksanakan proses penyesuaian
yang baik pada proses rawat gabung. Bidan mencontohkan cara memengang bayi
dengan kasih sayang penuh.
7.
Konseling keluarga berencana
konseling merupakan aspek yang sangat
penting dalam pelayanan kb. Dengan melakukan konseling, berarti petugas
membantu klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
digunakan sesuai dengan pilihan. Disamping itu dapat membuat klien merasa lebih
puas. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsi yang lebih lama dan meningkatkan keberhasilan kb. Konseling juga
dapat mempengaruhi intraksi antara petugas dan klien dengan cara meningkatkan
kebutuhan dan kepercayaan yang sudah ada. Namun sering kali konseling diabaikan
dan tidak dilaksanakan dengan baik, karna petugas tidak memepunyai waktu dan
mereka tidak mengetahui bahwa dengan koseling klien akan lebih mudah mengetahui
nasihat. Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan kb dan bukan hanya informasi
yang dibicarakan dan diberikan pada satu kesempatan yakni pada saat pemberian
pelayanan. Teknik konseling yang baik dan informasi yang memadai harus
diterapkan dan dibicarakan secara intrakstif sepanjang kunjungan klien dengan
cara yang sesuai dengan kebudayaan yang ada. Pelayanan kb mencangkup pelayanan
alat kontrasepsi, penanggulangan efek samping, dan komplikasi alat kontra
sepsi. Pada pelayanan tersebut terjadi keterlibatan secara utuh, baik dari
tenaga pelayanan maupun klien yang menjadi sasaran. Pendekatan pelayanan yang
digunakan adalah pendekatan secara medik, dan konseling.
Informasi awal pada saat konseling kb adalah
manfaat kb terhadap kesehatan dan kesejahteraan keluarga, jenis metode dan alat
kontrasepsi, efek samping dan cara penanggulangannya, komplikasi dab cara
penanggulangannya.
1.
Hal-hal yang dibutuhkan utntuk melakukan konseling KB yang baik terutama
bagi calon klien KB baru:
a.
Perlakukan klien yang baik
b.
Intraksi antara petugas dan klien
c.
Memberikan informasi yang baik terhadap
klien
d.
Hindarin pemberian informasi yang
berlebihan
e.
Tersedianya metode yang diingankan klien
f.
Membantu klien untuk mengerti dan mengingat
2.
Langkah langkah konseling KB (SATU TUJU)
Kata kunci SATU TUJU adalah:
SA: Berikan salam kepada klien secara terbuka
dan sopan.
T: Tanyakan kepada klien informasi tentang
dirinya
U: Uraikan kepada klien mengenai pilihannya
dan beritahu apa pilihan reproduksi
yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa jenis kontrasepsi.
TU: Bantulah klien menentukan pilihannya
J: Jelaskan secara lengkap bagaimana
menggunakan kontrasepsi pilihannya.
U: Perlunya dilakukan kunjungan ulang
8.
Konseling genetik
Konseling genetik pada hakikatnya akan
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan kelainan pada suatu keluarga, serta
memberikan gambaran dan dapat memperkirakan terulangnya suatu kelainan didalam
keluarga yang sama.
Fungsi konseling genetik:
1. Funsi preventif tingkat I, iyalah memberikan informasi tentang berbagai
faktor genetik yang mungkin ada.
2. Fungsi preventif tingkat II, ialah mengadakan deteksi pasangan calon suami
istri yang berkaitan dengan masalah genetik, baik dalam masa pra konsepsi
maupun pra kelahiran.
3. Fungsi preventif tingkat III, memberikan informasi tentang langka-langka
dalam pengambilan keputusan orang tua yang memiliki anak dengan kelainan.
Cara pelaksanaan konseling genetik:
a. Mengdakan anamnesis untuk mengali masalah yang berkaitan dengan keturunan
dan menyusun pedegre (genogram).
b. Mengajak pasangan untuk memahami kemungkinan terjadinya kelainan genetik
atau kelainan herediter.
c. Mencari jalan keluar bersama klien dengan pasangannya dan memberikan
alternatif jalan keluar.
d. Mendorong klien dan pasangannya untuk mengambil keputusan secara cepat.
e. Mambantu klien untuk melaksanakan jalan keluar yang sudah dipilih.
9.
Konseling menopause
Wanita yang mengalami monopous dini
memiliki gejala yang sama dengan monopous pada umumnya seperti hot flashes
(perasaan hangat diseluruh tubuh yang terutama terasa pada dada dan kepala),
gangguan emosi, kekeringan pada vagina, dan menurunnya keingina berhubungan
seksual.
Gejala meno dan primenopouse
1. Gejala jangka pendek : vaso motorik: hot flashes, gangguan tidur, palpitasi,
sakit kepala.
Perubahan psikis/gejala psikologis
Kejadian defenisi ini juga dijumpai pada
laki-laki. Stres sosial juga dapat mempengaruhi persaan sejahtera seorang
wanita disekitar masa menopouse dan mungkin berhubungan dengan
kejadian-kejadian:
a. Kematian atau sakitnya orang tua.
b. Perpisahan atau ketidak harmonisan perkawinan.
c. Kurangnya kepuasan pada pekerjaan
d. Penambahan berat badan dan kegemukan.
2. Gejalah menegah, berubah: pemenurunnya keingina berhubungan seksual,
kekeringan pada vagina, urogenital, ovarium, uterus, servik, vulva, organ lain:
rambut, kulit, mulut dan hidung, mata otot dan sendi, saluran pernapasan
payudara.
3. Gejala jangkaa panjang: osteoporosis, penyakit cardiovascular
10.
Konseling tentang kekerasan
Perbedaan gender merupakan faktor pemicu
terjadinya kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap perempuan (KTP)
adalah setiap tindakan yang berakibat kesensaraan atau penderitaan pada
perempuan baik secara fisik, seksual, atau psikologis, termasuk pemaksaan atau
perampasan secara sewenang-wenang baik yang terjadi didepan umum atau dalam
lingkungan kehidupan pribadi. Seringkali kekerasan terhadap perempuan terjadi
karena adanya ketimpangan atau ketidak adilan gender.
Hak istimewah yang dimiliki laki-laki ini
seolah-olah menjadikan perempuan sebagai barang milik laki-laki yang berhak
untuk diperlakukan semena-mena, termasuk dengan cara kekerasan, perempuan pun
berhak memperoleh perlindungan hak asasi manusia.
Kekerasan perempuan dapat terjadi dalam
bentuk kekerasan fisik, noon fisik, serta psikologis atau jiwa. Kekerasan fisik
adalah tindakan yang bertujuan untuk melukai, menyiksa, menganiaya orang lain.
Tindakan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan anggota tubuh pelaku atau
dengan benda lain.
Kekerasan nonfisik adalah tindakan yang
bertujuan merendahkan citra atau kepercayaan diri seseorang perempuan, baik
melalui kata-kata maupun melalui perbuatan yang tidak disukai oleh korbannya.
Tindakan kekerasan terhadap perempuan
semakin hari semakin meningkat, untuk itu bidan sebagai salah satu tenaga
kesehatan yang paling sering bersinggungan dengan perempuan perlu memeberikan
informasi, bimbingan, maupun konseling tentang kekerasan. Konseling yang harus
diberikan tentang kekerasan terhdap perempuan adalah hal-hal seperti pelecehan
seksual, kekerasan dalam pacaran, kekerasan dalam rumah tangga serta bagaimana
upayah mengatasi upayah kekerasan tersebut
STRATEGI MEMBANTU KLIEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Melakukan
strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan:
Setiap
keputusan yang bersifat kompleks, terdapat banyak faktor dan persasaan
Tercakup
didalamnya.
1. Ada 4 strategi yang dapat membantu klien membuat keputusan:
a. Membantu klien meninjau kemungkinan pilihannya
b. Membantu klien dalam mempertimbangkan keputusan pilihan
c. Membantu klien mengevaluasi pilihan
d. Membantu klien menyusun rencana kerja
2. 3 K dalam pembuatan keputusan yang baik
a. Langkah pertama
Identifikasi kondisi yang dihadapi oleh klien
b. Langkah kedua
Susunlah daftar kehendak atau pilihan keputusan
c. Langkah ketiga
Untuk setiap pilihan buatlah daftar konsekuensinya baik yang positif maupun
yang negatifnya
3. Tahapan ini merupakan inti dari proses konseling
a. Konselor membantu klien memahami permasalahnnya
b. Konselor membantu memberikan alternatif pemecahan masalah
c. Konselor membantu klien memilih alternatif pemecahan masalah dengan segala
konsekuensinya
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami
tubuh,seperti: rasa sakit, tidak nyaman, atau nikmat. Ada kecenderungan
menghadirkan tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang; atau sebaliknya
memilih tingkahlaku yang meberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang
akan bereaksi pada situasi secara subjektif.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan. Orang-orang
mendapatkan informasi, memahmi situasi dan berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual
dan kemampuan melaksanakannya. Seorang akan menilai potensi diri dan
kepercayaan dirinya melalui kemampuan dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan-jaringan
sosial yang ada. Hubungan antar satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi
tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi
dan politik, lingkungan mungkin memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik
suatu tingkah laku tertentu.
TIPE-TIPE/JENIS-JENIS
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Pengambilan keputusan untuk tidak berbuat apa-apa karena ketidak sanggupan
atau merasa tidak sanggup
2. Pengambilan keputusan intuitif, sifatnya; langsung diputuskan, karena
keputusan tersebut diraakan paling tepat.
3. Pengambilan keputusan yang terpaksa,karna segera dilaksanakan.
4. Pengambilan keputusan yang reaktif. Sering kali dilakukan dalam situasi
marah dan tergesa-gesa.
5. Pengambilan keputusan yang ditangguhkan, dialihkan pada orang lain yang
bertanggungjawab.
6. Pengambilan keputusan secara berhati-hati: dipikirkan baik-baik,
mempertimbangkan berbagai pilihan.
Tegaskan bahwa bidan bertujuan membantu klien
dengan berhati-hati, bijaksana,serta mengambil keputusan yang didasarkan pada
pengetahuan, fakta dan juga mempertimbangkan semua pilihan.
PEMBERIAN INFORMASI EFEKTIF DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN
Pemberian informasi dilakukan setelah mendengarkan dengan aktif masalah
klien dan pertanyaan klien tentang informasi. Konseling bukan proses pemberian
informasi, tetapi dalam proses konseling mengandung unsur-unsur pemberian
informasi konselor memperoleh data atau informasi tentang keadaan dan kebutuhan
klien dan informasi yang diberikan sesuai kondisi dan kebutuhan klien.
Pemberian informasi efektif, bila :
1. Informasi yang diberikan spesifik, dapat membantu klien dalam mebuat
keputusan
2. Informasi disesuaikan dengan situasi klien, dan mudah dimengerti
3. Diberikan dengan memperhatikan hal-hal berikut:
a. Singkat, dan tepat ( pilih hal-hal penting yang perlu diingat klien )
b. Menggunakan bahasa sederhana
c. Gunakan alat bantu visual sewaktu menjelaskan
d. Memberikan kesempatan klien bertanya dan minta klien mengulang hal-hal
penting yang perlu diingat .
UPAYA MENGATASI KESULITAN PADA KLIEN
Tiap individu harus paham akan dirinya. Dengan pemahaman terhadap diri maka
kita akan bisa mengatasi kesulitan-kesulitan yang terjadi saat komunikasi yang
berasal dari komunikator atau bidan sendiri. Adapun untuk memperlancar
komunikasi/konseling persiapan materi, bahan, alat yang bisa mempermudah
penerimaan klien terhadap apa yang akan kita sampaikan perlu dipersiapkan
sebelumnya. Sebagai seorang bidan kita harus menguasai ilmu komunikasi sehingga
dapat melakukan konseling dengan baik pada semua klien dengan bermacam karakter
dan keterbatasan mereka.
Beberapa pakar mengemukakan bahwa kearifan merupakan dasar kepribadian
konselor efektif. Kearifan merupakan konsep lama dan lintas kultural, sebagai
suatu perangkat ciri-ciri kongnitif dan afektif tertentu yang secara langsung
pada keterampilan dan pemahaman hidup. Karakteristik kearifan meliputi : aspek
efektif dan kesadaran yang meliputi empati, kepeduliaan, pengenalan rasa, deotomatisasi
( menolak kecenderungan kebiasaan, perilaku dan pola berfikir otomatik,
menekankan kesadaran tindakan dan pilihan yang bertanggungjawab), aspek
kongnitif meliputi penalaran dialetik ( mengenal konteks, situasi, berorientasi
pada perubahan yang bermanfaat ) dll.
Komentar
Posting Komentar